About Me

header ads

Titik Temu Tiga Agama, Pendekatan Hermeneutika Terhadap Al-Quran, Injil dan Taurat

freepik.com

Telah lama kita hidup dalam kekakuan teologi akibat kungkungan klaim kebenaran dari masing-masing agama, tanpa membuka ruang diskusi. Bahkan para penganut agama sering dibenturkan hanya karena pemakaian kata “Allah”. Kata Allah juga dipakai dalam Taurat dan Injil yang merupakan terjemahan dari kata Yahweh (YHWH). Mengapa kaum Muslim mesti marah ketika kaum Yahudi dan Nasrani menggunakan kata Allah. Kalau orang Islam memaksa untuk tidak menggunakan kata Allah dan hanya memperbolehkan kata Yahweh, maka seharusnya orang Yahudi dan Nasrani juga bisa memprotes isi Al-Quran yang kebanyakan ayatnya justru menceritakan Kisah Bani Israel. Orang Islam menganggap Allah adalah Tuhannya orang masjid, Yahweh adalah Tuhannya oeang sinagog dan gereja. Yahweh dan Allah dibedakan, Ilah-nya Abraham dan Ilah-nya Muhammad berbeda padahal beliau sendiri mengaku beriman kepada Ilah-nya Abraham. Kita lalai bahwa Al-Quran, Injil dan Taurat mempunyai akar yang sama yaitu ajaran Abraham. Yahweh, Elohim, Allah, Theos, God adalah Ilah yang satu, Ilah-nya Abraham bukan berbeda.


Mendialogkan hal-hal yang "kontroversial" seputar sengketa teologis-historis memang membutuhkan kedewasaan sikap, kedalaman berpikir, dan kejujuran ilmiah. Namun segala hal yang hari ini masih menjadi sengketa teologis di kalangan agama- agama Abrahamik adalah untuk mencari pemikiran alternatif yang solutif dengan  tujuan untuk menegakkan perdamaian dan kesejahteraan. Ketiga iman tersebut (meski amat sangat sulit) yang sejatinya lahir dari akar teologi yang sama, yakni Teologi Abraham. Tegasnya, 'janganlah kita mengaku anak-anak spiritual Abraham, apabila kita tidak melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah dan Abraham. Apabila kita tidak melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah dan Abraham, maka kita bukanlah anak-anak spiritual Abraham".


Adapun dalam menganalisa ayat-ayat Al-Kitab (Perjanjian Lama dan Perjanian Baru) dan Al-Quran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hermeneutika dengan memakai metode Tafsir al-ayat bi al-ayat; scriptura interpres scriptura (ayat menjelaskan ayat, Al-Kitab ditafsirkan oleh Al-Kitab sendiri), juga menggunakan ayat Al-Quran untuk memperkuat penjelasan ayat Al-Kitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) ataupun sebaliknya.

A. Persamaan Al-Quran dan Al-Kitab

1. Semua kitab Allah mengajarkan prinsip ketauhidan sebagai pokok ajarannya[1]

Demikian juga Al-Quran, Injil dan Taurat mengajarkan prinsip tauhid, yaitu tidak ada ilah (tuan) yang pantas untuk ditaati kehendak dan perintahnya kecuali Allah, Tuhan Semesta Alam. Dalam bahasa lain, tidak ada tuan yang pantas dipertuankan kecuali Allah, Tuan Semesta Alam. Segala makhluk di alam semesta ini adalah hamba, dan Allah adalah Sang Tuan[2]. Tidak boleh ada manusia di muka bumi ini yang menjadi tuan atau dipertuan oleh manusia lainnya, hanya karena memiliki kelebihan khusus, seperti kekuasaan, harta dan pengetahuan.


Al-Quran : Laaa ilaaha illalloh (Tidak ada ilah selain Allah), Injil : Lukas 4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!", Taurat : Keluaran 20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Juga di Mazmur 81:9 Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing. Kalimat tauhid inilah akar tunggang dari ajaran dalam kitab-kitab tersebut[3].

Quran Surat Al-Imran ayat 64, Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Dari ayat ini sangat jelas bahwa Muhammad mengajak seluruh ahlul kitab baik ahlul Taurat maupun Injil, Yahudi maupun Nasrani untuk kembali kepada kalimat yang sama (kalimatin sawa) yang menjadi prinsip utama dalam ajaran Kitab-Kitab mereka yaitu bahwa kami tidak akan mengabdi selain kepada Allah saja dan bahwa kami tidak akan mempersekutukan Allah, atau tidak akan menempatkan sesuatu atau seseorang sebagai sekutu atau tandingan Allah, baik menandingi Allah selaku Rabb (pengatur/pemelihara/pendidik), Malik (penguasa), maupun Ma’bud.

Allah sebagai Rabb adalah kedudukan Allah selaku Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Pendidik alam semesta termasuk manusia dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya. Diturunkannya Al-Quran, Injil dan Taurat itu adalah untuk mengajak umat manusia mematuhi Undang-undang Allah yang ahad, agar manusia dapat berada dalam kondisi tidak ada allah-allah lain selain Allah, Laaa Laaa ilaaha illalloh. Implementasinya adalah dengan menjadikan hukum Allah dalam Al Quran, Injil dan Taurat yang bersifat universal dan tidak pernah berubah itu sebagai hukum positif yang berlaku dalam kehidupan manusia[4].

Kedudukan Allah selaku Malik (Raja atau Penguasa) bahwa Allah adalah Raja Alam Semesta maka seharusnya dalam kehidupan manusia pun Allah menjadi Raja (Malik an-nas), saat itulah Allah sebagai Maliki yawm ad-din. Kedudukan Allah selaku Al-Ma’bud atau Ilah bagi manusia (ilah an-nas), dalam Al-Fatihah ayat 5 dikatakan “Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan” bermakna hanya Allah saja yang berhak ditaati segala Kehendak dan Perintah (hukum)Nya. Ketiga kedudukan Allah itu hanya bisa tergenapi saat Kerajaan Allah (dalam bahasa Al-Kitab) tegak di bumi atau (yawm ad-din (dalam Bahasa Al-Quran).

2. Doa Bapa Kami dan Al-Fatihah

Ihdinash-shiroothol-mustaqiim (Al Fatihah ayat 6) adalah sama dengan Doa Bapa Kami (Injil, Matius 6: 9-13) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu  di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama- lamanya. Amin.).

Merupakan doa umat Muhammad, umat Yesus, dan umat Musa saat zaman sedang zulumat, saat mereka tidak kuasa melaksanakan segala perintah Tuhannya karena tidak mempunyai kekuasaan. Mereka memohon agar ditunjukkan jalan perjuangan yang benar seperti perjuangan orang-orang atau bangsa yang telah diberikan ni’mat yaitu jalan perjuangan para nabi dan rasul.

3. Akar Kesejarahan

Sejarah asal muasal agama Yahudi, Nasrani, dan Islam tidak bisa dilepaskan dari sejarah Ibrahim sebagai figur sentral monoteisme. Ibrahim diibaratkan sebagai pokok anggur Allah. Dalam tradisi Yahudi, Abraham adalah penerima perjanjian (kovenan) asli antara orang-orang Ibrani dengan Allah. Dalam tradisi Nasrani, Abraham adalah patriark terkemuka dan penerima suatu perjanjian normatif yang orisinil dengan Allah yang selanjutnya disarikan sebagai Kovenan Mosaik, sedangkan Kovenan kedua diyakini telah dibuat  untuk  Yesus  Kristus.  Sedangkan dalam tradisi Islam (Arabisme), Nabi Ibrahim adalah sosok teladan dari seorang pewarta wahyu yang memiliki akidah yang tak tergoyahkan oleh apapun dan siapapun, termasuk oleh keluarga dan bangsanya, serta sosok monoteis sejati yang kokoh (Muslim hanif), serta pembawa millah Abraham yang diamanahkan Allah untuk diajarkan kepada keturunannya dan segenap umat manusia.

Sosok Ibrahim demikian hanif, konsisten dalam memegang prinsip ketauhidan, maka Allah menjadikannya uswah bagi umat manusia setelahnya, kisah hidupnya menjadi uswah dan diabadikan dalam Kitab-Kitab Allah. Al-Quran An-Nisa ayat 125 menyebut Ibrahim sebagai Kesayangan-Nya, ini sama dengan di 2 Tawarih 20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?. Perjanjian Allah kepada Abraham, Kejadian 17 ayat 3-4 sama dengan di Al Quran Al-Baqarah ayat 24 Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

Muhammad mengatakan bahwa agama yang diajarkannya bukanlah agama baru, melainkan ia mengikuti agama Ibrahim yang juga merupakan agama anak-anak keturunan Yakub atau Israel (Surat Al-An’am ayat 161). Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik[5].

B. Persamaan Misi Risalah

1. Menyeru Kepada Negeri Yang Damai Sejahtera (Yerusalem/darussalam)

Taurat
Imamat 26 : 6 Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.

Yesaya 2 : 4 Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.

Yesaya 48 : 17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.
18. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.

Injil
Lukas 4 : 43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."

Al-Quran
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).

Sunatullah Perjalanan Nabi dan Rasul Sepanjang Zaman

Warta utama yang dibawa Musa adalah menggenapi janji Allah kepada Abraham + 700 th sebelumnya tentang tanah Perjanjian. Ulangan 3 : 10. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." Setelah Bani Israel melakukan perjanjian dan berjuang maka Allah menurunkan berkatnya diangkatlah Gunung Sion di atas segala gunung, tegaklah Yerusalem (Kerajaan Allah), sehingga umat manusia bisa merasakan kehadiran hukum keadilan Tuhan secara nyata.

Setelah Kerajaan Allah berjaya sekian lama, mulailah manusia lupa diri, penerus Salomo yaitu Rehabeam tidak konsisten lagi terhadap perjanjian kepada Allah maka terjadi perpecahan, hingga Kerajaan pecah menjadi 2 kutub yaitu Rehabeam dan 2 suku Israel yaitu Lewi dan Yehuda di selatan dan Yerobeam beserta 10 suku Israel yang lain di utara. Pertempuran utara dan selatan terus
Terjadi hingga runtuhnya Kerajaan Yehuda di zaman Zedekia anak Yoyakim. Datanglah Kerajaan Babelonia menghajar dan membinasakan Kerajaan Allah, umat Israel kembali menjadi budak bangsa-bangsa berturut-turut kemudian Medio Persia, Yunani dan Romawi.

Kemudian Allah membangkitkan Yesus untuk menebus dosa Israel yang telah bersundal yaitu dengan kembali bertobat dan berjuang memulihkan Yerusalem yang telah runtuh. Matius 5 ayat 17-21 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Ketetapan Allah Bani Israel dua kali berbuat jahat (Yeremia 2:13 Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air, Al-Quran Al Isra ayat 4 : Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".

Muhammad dibangkitkan untuk menggenapi janji allah kepada Abraham bahwa keturunan Hagar pun juga akan diberkati, Kejadian 17:20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Muhammad mengajak umatnya kembali kepada pokok anggur Allah yaitu ajaran Millah Ibrahim. Artinya kondisi saat itu umat Allah sedang mengabdi kepada allah asing, allah bangsa-bangsa. Ia meluruskan apa-apa yang telah bengkok, pengkultusan Yesus sebagai Anak Allah seperti dalam doktrin trinitas, Yesus mati di tiang salib dll. Namun setelah umat Perjanjian Muhammad telah berhasil menegakkan din apakah din itu akan selamanya eksis? tidak ada yang abadi di alam semesta, pada kurun 1258-1324 Pasukan Mongol berhasil menghancurkan kekhalifahan yang dibangun Muhammad, dunia kembali dalam kuasa kegelapan sampai hari ini.

Hidup adalah penggenapan nubuatan-nubuatan atau rencana-rencana Allah sebagai pengatur Semesta Alam. Musa menggenapi Janji Allah kepada Abraham dari garis Sara, Yesus memulihkan kembali Yerusalem sesuai ketetapan-Nya bahwa Bani Israel akan menggenapi 2 kali berbuat kerusakan, setelah 2 kali tibalah Allah menggenapi Janji kepada Abraham dari garis Ismail (Hagar). Namun apakah janji itu hanya berlaku bagi keturunan secara darah dan daging? ternyata Al-Quran Al Baqarah ayat 124 menjelaskan bahwa generasi secara ruh/spiritual- lah yang dimaksud.

Peta Perjalanan Abraham



2. Musa, Yesus dan Muhammad Diutus Untuk Menegakkan Kerajaan Allah

Taurat Ulangan 11:1. "Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya. Ulangan 11:9 dan supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Injil Matius 12 ayat 17-21: supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan- jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."

Al-Quran Asy-Syura ayat 13 : Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).

Peta Perjalanan Musa

Peta Perjalanan Yesus

Peta Perjalanan Hijrah Rasul Muhammad

3. Bukti-bukti Kerajaan Allah di Muka Bumi

Sejarah terus dikaji dan dipelajari, masa lalu direkontruksikan bukanlah untuk masa lalu sendiri, itu antikuarianisme[6], namun membangun kembali masa lalu untuk mengambil hikmah dan pelajaran, menemukan hakekat dan makna, untuk menjalani masa sekarang dan mengantisipasi masa depan. Terkait sejarah Bung Karno mengatakan “Warisi apinya jangan abunya!”[7]. Sejarah terikat oleh dimensi temporal (waktu), spasial (ruang) dan manusia. Artinya sejarah mempelajari kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi, melalui bukti-bukti dan fakta- fakta sejarah. Demikian juga dengan perjuangan dan hasil perjuangan para Nabi dan Rasul itu dapat kita pelajari melalui sumber sejaman yaitu Kitab Al Quran, Injil dan Taurat serta bekas-bekas peninggalan fisik Kerajaan Allah yang masih ada sampai saat ini. Kuil Sulaiman/Salomo di sebelah Masjidil Aqsa, bekas Istana Daud dan Salomo di Yerusalem, bekas penambangan besi zaman Salomo yang terletak di Yordania Bagian Selatan merupakan beberapa peninggalan Kerajaan Allah yang dibangun Musa.

Sejarah Kerajaan Allah zaman Yesus memang masih misterius sampai hari ini, maka bekas-bekas peninggalan fisiknya sulit kita temukan, namun Injil Matius 24:1-2 memberi kesaksian : Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Juga Al-Quran 61 ayat 14 mengatakan bahwa Isa dan pengikutnya menjadi orang-orang yang menang.

Bekas Masjid Agung Cordoba yang dibangun tahun 987 di Cordoba, Medina Azahara komplek ibukota Kekhalifahan Ummayah yang dibangun tahun 936-940 di Andalusia (13 KM barat kota Cordoba, Alcazar Seville yaitu istana yang dulunya adalah benteng di kota Seville[8] merupakan bekas Kekhilafahan yang dibangun oleh Rasulullah Muhammad.

C. Persamaan Ritual Yahudi-Nasrani-Islam

Ritual ibadah penganut Yahudi Ortodoks, Kristen Ortodoks dan Islam mirip. Sebagai orang-orang yang mempunyai nalar kritis tentu itu sesuatu yang perlu dipelajari dan dikaji untuk menemukan benang merahnya[9]. Walaupun dengan paradigma kebanggaan dan klaim kebenaran oleh masing-masing agama saat ini, seperti yang diuraikan di atas, para penganut agama justru tidak mau dicarikan persamaannya, melainkan lebih bangga menonjolkan perbedaan yang diyakini sebagai bukti untuk memperkuat klaim kebenaran mereka.

D. Persamaan Nasib Ummat Yang Dikutuk dan Nubuah Kebangkitan

Rasulullah Muhammad Salallahualaihi wasallam pernah bersabda : “Umat Islam akhir zaman akan seperti buih di lautan”[10]. Kapan nubuah itu terjadi? kalau mau jujur hari inilah penggenapan sabda itu. Umat Islam Rohingya dibantai dengan cara yang tidak manusiawi oleh militer Myanmar, Muslim Uighur. Umat Islam di dunia seolah tak pernah sepi didera ujian. Ujian bertubi-tubi itu silih berganti. Namun seperti biasa, dunia Internasional hanya bisa bungkam melihat kedzaliman. Melihat kengerian ini, apakah hanya doa yang bisa umat Islam di dunia lakukan untuk saudaranya yang tertindas? Ataukah hanya dukungan sebatas ucapan saja yang bisa terlontar?.

Kini umat Islam lebih suka berada di zona aman ketimbang melakukan pembelaan terhadap hak-hak umat Islam. Mereka lebih suka berdiam diri di rumah bermesraan dengan keluarga. Takut menghadapi ancaman dan tantangan. Jika hal ini terus terjadi, maka selamanya umat Islam akan menjadi makanan yang diperebutkan musuh.

Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 96 memberikan garansi jika sebuah penduduk negeri beriman dan bertakwa maka pasti diberikan berkah dari langit dan bumi namun jika mendustakan ayat-ayat Allah maka akan mendapat siksa. Demikian juga Taurat di Ulangan 28:1-14 "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Ulangan 28 : 15-68 "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau.

Beberapa contoh bab kutuk :
Ulangan 28:38: Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang, tetapi sedikit hasil yang akan kaukumpulkan, sebab belalang akan menghabiskannya.
Ulangan 28:39 Kebun-kebun anggur akan kaubuat dan kauusahakan, tetapi engkau tidak akan meminum atau menyimpan anggur, sebab ulat akan memakannya.
Ulangan 28:40 Pohon-pohon zaitun akan kaupunyai di seluruh daerahmu, tetapi engkau tidak akan berurap dengan minyaknya; sebab buah zaitunmu akan gugur.
Ulangan 28:43 Orang asing yang ada di tengah-tengahmu akan menjadi makin tinggi mengatasi engkau, tetapi engkau menjadi makin rendah.
Ulangan 28:44 Ia akan memberi pinjaman kepadamu, tetapi engkau tidak akan memberi pinjaman kepadanya; ia akan menjadi kepala, tetapi engkau akan menjadi ekor.
Ulangan 28:50 suatu bangsa yang garang mukanya, yang tidak menghiraukan orang tua-tua dan tidak merasa kasihan kepada anak-anak;
Ulangan 28:51 yang akan memakan habis hasil ternakmu dan hasil bumimu, sampai engkau punah; yang tidak akan meninggalkan bagimu gandum, air anggur atau minyak, ataupun anak lembu sapimu atau anak kambing dombamu, sampai engkau dibinasakannya.

Tentang kondisi kutuk ini adalah frame bacaan Kitab-Kitab Allah yang layak kita jadikan bahan renungan dan refleksi yang konstruktif agar mampu bangkit dan membangun umat yang diberkati. Rasulullah pun mempunyai nubuah dalam beberapa hadist bahwa nantinya Islam akan bangkit kembali, secara sunnatullah pun malam tidak selamanya malam demikian juga siang tidak selamanya siang, semua ada saahnya. Tinggal bagaimana kita mewarisi masa lalu dan memaknainya untuk menjalani masa sekarang dan mengantisipasi masa depan.


--------------------------------------------

1 Mahful M. Hawary, Teologi Abraham, Membangun Kesatuan Iman Yahudi, Kristen dan Islam,
Jakarta: Penerbit Fajar Madani, 2009, hal. 181.
2 Al-Quran Surat Al-Anbiya (21) ayat 25 Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka abdilah Aku.

3 Bandingkan Matius 6: 24 Tak seorangpun dapat mengabdi dua tuan. Karena jika demikian, ia akan
membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon, dengan Al-Quran Surat Al-An’am ayat 136 Dan mereka menyediakan sebagian hasil tanaman dan hewan (bagian) untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, dan bagian yang untuk Allah akan sampai kepada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu.

4 Al-Quran Surat An-Nisa: 60 menyuruh manusia memperhatikan bahwa mengaku beriman kepada Al- Quran dan kitab sebelumnya namun secara praktik berhukum bukan menggunakan apa yang diturunkan Allah tersebut, itulah kondisi tersesat, kondisi syirik. Injil menyebutnya sebagai kemunafikan, bangsa munafik yaitu bangsa yang memuliakan Allah dengan bibirnya, namun hatinya jauh dari ajaran Allah karena yang diajarkan adalah perintah/hukum manusia (Matius 15:7-9).
5 Yesus menyebut kuasa kemunafikan/kesyirikan sebagai dunia orang mati, Injil Matius 22:32, bahwa Allahnya Yesus adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Maka pekerjaan Yesus adalah menhidupkan orang mati (mati qalbu/mati secara nilai) dengan firman Allah. Demikian juga Musa di Keluaran 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. Al-Quran memateraikan hal tersebut di Surat Al-Imran ayat 84 : Katakanlah (Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yag diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri”.
6 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Yayasan Bentang Budaya, 2005, hal. 17.
7 Warisi apinya artinya warisi spiritnya, Pidato Bung Karno pada Ulang Tahun PNI tanggal 7 Juli 1963.
8 Lihat Hugh Kennedy, Penaklukan Muslim Yang Mengubah Dunia, Penerj. Ratih Ramelan, Jakarta : PT Pustaka Alvabet, 2015, hal. 388-406.
9 Lihat Shalat Tujuh Waktu Umat Kristen Ortodoks, https://m.kumparan.com/galaberita-com/shalat-
10 Saad Saefullah, Umat Islam Akhir Zaman Seperti Buih di Lautan, https://www.islampos.com/umat- islam-akhir-zaman-seperti-buih-di-lautan-45530/, 2018.

Posting Komentar

0 Komentar