About Me

header ads

Nabi Ibrahim Berhijrah



Nabi Ibrahim lahir di Mesopotamia atau wilayah Irak sekarang ini. Ayahnya seorang pengabdi Allah lain.[1]  Jadi jelas, ternyata beliau bukan orang Arab seperti yang kukira. Perkiraanku itu muncul karena guru sekolah dasarku menceritakan kisah nabi hebat ini melulu dengan setting tempat di Makkah saja. Kisah putranya Ismail dan air zam-zam, mendirikan ka’bah, hingga kelahiran dan perjuangan keturunan beliau Nabi Muhammad.

Sekitar tahun 2000 SM Ibrahim muda mendapat anugerah wahyu dari Yang Maha Kuasa Raja Semesta Alam. Hal tersebut didapatinya setelah bersusah payah mencari siapa raja diraja kehidupan ini. Pencarian yang dikisahkan Al-Quran sekilas tampak sangat singkat dan sederhana.[2] Namun jika dikaji secara seksama, sungguh merupakan perjalanan yang sulit dan panjang.

Ibrahim mulai menyampaikan ajaran Sang Raja Semesta kepada orang-orang terdekatnya untuk kemudian ke khalayak umum termasuk sang penguasa setepat. Sayang sekali, dakwah beliau hanya membuahkan hasil sedikit. Bahkan dikisahkan Ibrahim hendak dihabisi oleh raja Namrud.[3]

Beberapa orang mau menerima termasuk Lot saudaranya dan Sarai istrinya. “Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Ankabut: 26).


Meninggalkan Tanah Kelahiran
Al-Qur’an menceritakan kepergian Ibrahim keluar dari tanah kelahirannya. Negeri yang penduduknya tidak menerima ajaran monoteisme. Pilihan pahit memang, tetapi demikianlah, beliau harus menjauh dari kehidupan musrik bangsanya. Al-Qur’an medokumentasikan: “Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Rabku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Rabku”. (QS. Maryam: 48).

Hingga sampailah di tanah Kanaan (daerah Israel dan Palestina sekarang). Dari Irak ke Israel menurut google map jauhnya 1.078 KM. Sama jauhnya dengan jarak Banyuwangi ke pelabuhan Merak Banten. Jika ditempuh menggunakan ojol kira-kira tarifnya berapa ya? Hitungan saya Rp 2.156.000. Murah kan? Sayangnya dahulu masih menggunakan kendaraan jadul tidak bermesin. Jadi ya, perlu waktu berhari-hari.  

Di Kanaan saat berada di bawah pohon Ek Raja Semesta hadir memberi wahyu kepadanya. Kemudian Ibrahim mendirikan mezbah sebagai tempat untuk “berkomunikasi” dengan Sang Raja. Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya." (Kej. 12: 6-7).

Pada saat usia Ibrahim 99 tahun, ia mendapat janji dari Sang Raja bahwa beliau akan menjadi imam sejumlah besar bangsa. Alkitab mencatat di kitab Kejadian 17:4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau:  Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.  17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham ,  karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.  17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak;  engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu  akan berasal raja-raja.

Al-Quran juga menyebutkan: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: ” (Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (Q.S. Al Baqarah: 124).

Hijrah ke Mesir
Selanjutnya saya kutipkan kisah beliau dari Alkitab, Kejadian 12: 10-20 :
(10) Tetapi di Kanaan sedang ada kelaparan yang sangat hebat, sehingga Abram pergi lebih jauh lagi ke selatan, ke negeri Mesir untuk tinggal di sana sampai bencana itu lewat. (11) Pada waktu ia hendak melintasi perbatasan dan masuk ke negeri Mesir, berkatalah ia kepada Sarai istrinya, "Engkau cantik, istriku. (12) Kalau orang Mesir melihatmu, mereka akan menduga bahwa engkau istriku lalu saya pasti dibunuh dan engkau dibiarkan hidup. (13) Jadi sebaiknya kaukatakan saja bahwa engkau adik saya supaya saya dibiarkan hidup dan diperlakukan dengan baik karena engkau." (14) Dan benarlah, setelah Abram melintasi perbatasan dan sampai di negeri Mesir, orang Mesir melihat bahwa Sarai cantik sekali. (15) Beberapa orang pegawai istana melihat dia dan memberitahukan kepada raja betapa cantiknya wanita itu; sebab itu dia dibawa ke istana raja. (16) Demi Sarai, raja memperlakukan Abram dengan baik dan memberikan kepadanya hamba-hamba, kawanan domba dan kambing, sapi, keledai dan unta. (17) Tetapi karena raja mengambil Sarai, TUHAN mendatangkan penyakit-penyakit yang mengerikan atas raja dan orang-orang di dalam istananya. (18) Lalu raja memanggil Abram dan bertanya kepadanya, "Apa yang telah kaulakukan terhadap aku ini? Mengapa tidak kauberitahukan bahwa ia istrimu? (19) Mengapa kaukatakan bahwa dia adikmu dan membiarkan aku mengambilnya menjadi istriku? Ini dia, istrimu; ambillah dan pergilah!" (20) Raja memberi perintah kepada beberapa pegawainya, dan mereka mengeluarkan Abram dari negeri itu bersama-sama dengan istrinya dan segala miliknya.

Setelah diusir dari Mesir, Ibrahim beserta rombongan pulang kembali ke mesbah yang dahulu didirikan di Kanaan. Di Kanaan inilah beliau menetap. Sementara Loth pergi ke lembah Yordan dekat dengan kota Sodom.

Kanaan-Makkah Bolak Balik
Perjalanan belum selesai. Setelah anak pertama dikandung, Sarai cemburu dengan Hagar mengingat dirinya belum kunjung hamil. “Konflik” keluarga berlanjut bahkan ketika Sarai sudah melahirkan Ishak. Sebagai solusi Ibrahim memisah Ismail dan Ibunya tidak tinggal bersama. Dikisahkan, Ismail dan ibunya diantar ke Makkah untuk tugas dakwah. Pengorbanan seorang bapak yang teramat berat untuk berpisah dengan anak tercintanya.

Untuk memastikan kondisi keluarganya yang jauh, beberapa kali Ibrahim juga melakukan kunjungan ke Makkah. Hingga sempat bersama Ismail mendirikan baitullah / ka’bah di sana.[4] Tertulis dalam Al-Quran, “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud  (QS. Al Hajj [22]:26). Di ayat lain juga tertulis, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim membangun dasar-dasar Baitullah bersama anaknya yang bernama Ismail (seraya berdoa): “Ya Rabb kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.” (QS. Al-Baqarah[2]: 127).


[1] Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor,   dan mereka beribadah kepada allah lain.
[2] Lihat QS. al-An’am: 74 – 78. Pendapat lain mengatakan bahwa ayat tersebut bukan menceritakan pencarian Tuhan Ibrahim tapi perdebatan Ibrahim dengan kaumnya yang masih mengabdi kepada Allah lain selain Allah Sang Raja Semesta Alam, pencipta langit dan bumi (Tafsir Ibnu Katsir, 3/292).
[3] QS. al-Anbiya’ [21]: 68-70 Mereka berkata, "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kalian, jika kalian benar-benar hendak bertindak.” Kami berfirman, "Hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim, "mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
[4] Q.S. Ali Imran: 96 mengatakan, “Sesungguhnya rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia adalah yang di Mekkah—yakni Ka’bah).

Posting Komentar

0 Komentar